Sekuat kuatnya lelaki, wanita yang dicintainya adalah
kelemahannya.
Sedangkan selemah lemahnya wanita, lelaki yang dicintainya
adalah sumber kekuatannya.
Namun aku bukanlah kelemahanmu, dan sayangnya kamu adalah
sumber kekuatan ku
Ya, disanalah ketidak adilan yang saat ini menerpaku
Untuk kenyataan yang saat ini menghujam, aku tetap bertahan
Dan yang aku pahami, pada ahirnya yang meninggalkan ingin
pulang
Namun yang ditinggalkan sudah lebih merasa nyaman
Memahami, hanya mencoba untuk bisa memahami
Dan ketika aku sudah memutuskan untuk memahami dirimu
Disaat itulah aku mencoba untuk menempatkan kebutuhanmu
terlebih dahulu
Kebutuhanmu untuk mendapatkan yang lebih, dari diriku
Lebih lagi aku merasa hanya menjadi orang asing bagimu saat
ini
Dan bodohnya, aku sendiri telah membangun dinding untuk
batasan-batasan yang aku tau kaupun tidak mengharapkannya
Entah lah, deskripsi seprti apa yang bisa aku utarakan saat
ini
Persepsiku tak mampu menjangkau bahwa kenyataannya saat ini
aku sedang lemah
Aku hanya tak mampu menerima kenyataan yang aku lihat ada
didepan mataku saat ini
Bagaimana aku bisa untuk melupakan semuanya
Bagaimana aku bisa menghilangkan kebiasaan manis itu
Bagaimana aku harus bisa terbiasa dengan sesuatu yang baru
Bagai mana bisa aku....??????
Sebab aku lemah, dan aku tak ingin?
Tidak, aku hanya lemah
Aku lemah, sebab lelaki yang aku cintai bukan lah lelaki
yang dulu lagi
Dan aku kehilangan kekuatanku, aku merindukanmu